Ceritaku! Kronologi Lengkap Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di Kanjuruhan, 1 oktober 2022. Saya merupakan saksi di lapangan melihat tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang. Saya dengan akun twitter @Rezkiwahyu_05 akan menceritakan kejadian dari awal kericuhan di Kanjuruhan.
Sebelum Kick Off
Dari awal saya masuk stadion Kanjuruhan, keramaian dan tensi pertandingan memang sangat tinggi, dilihat dari antusiasme penonton yang datang ke Stadion Kanjuruhan. Saat masuk ke tribun, kondisi pemain saat itu sedang pemanasan dan semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00. Ya di akhir-akhir setelah era Liga Djarum tiada, kick off banyak dilakukan pada jam 20.00. Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanyalah saat itu supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya. Hal biasa pada saat derbi sepakbola. Skor berakhir 2-2 menutup babak pertama.
Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar dua sampai tiga kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, namun aparat sigap dan bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak Kedua
Babak kedua berlanjut dan tim persebaya berhasil mencetak gol.nya yang ke-3. Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.
Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya. Hingga peluit akhir dibunyikan Arema FC tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan dengan skor 2-3.
Awal mula tragedi dimulai.
Setelah peluit di bunyikan, para pemain Arema FC tertunduk lesu dan kecewa. Pelatih Arema FC dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter. Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk ke dalam lapangan dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum" tersebut. Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin tak terkendalikan kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.
Di ikuti dengan lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan dan para suppoter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib. Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.
Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, salah satu supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.
Ketika aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif., aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan dan tribun sisi selatan. Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
Yang pada akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembakan gas air mata ke arah supporter. Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter. Bisa dibayangkan, setiap sudut lapangan telah dikelilingi asap gas air mata...
Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10. Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata. Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua, dan anak anak kecil yang terlihat sesak tidak berdaya. Bahkan sampai terinjak-injak berkerumun untuk bisa keluar dari pintu stadion.Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet.
Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadionpun gak bisa karena macet Penuh sesak di pintu keluar. Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat.
Terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan. Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam.. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah dibarengi batu-bata, besi dan bambu berterbangan.
Dan selama saya jadi supporter arema. Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter.
Sumber : twitter @libra_12